Bahan Renungan

1 Komentar

Aku mati,
Perlahan,
tubuhku ditutup tanah.

Perlahan,
semua pergi meninggalkanku.

Masih terdengar jelas langkah2 terakhir mereka,
Aku sendirian,
di tempat gelap yg tak pernah terbayang,
Sendiri,
menunggu pertanyaan malaikat..

Belahan hati,
belahan jiwa pun pergi.
Apa lagi sekedar kawan dekat atau orang lain.
Aku bukan siapa2 lagi bagi mereka.

Sanak keluarga menangis,
sangat pedih,
aku pun demikian,
tak kalah sedih ..

Tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan.

Menyesal sudah tak mungkin.
Taubat tak lagi dianggap dan maaf pun tak bakal didengar,

Aku benar-benar harus sendiri..

Ya Allah.. jika Engkau beri aku 1 lagi kesempatan,
jika Engkau pinjamkan lagi beberapa hari milikMu..
Utk aku perbaiki diriku,

Aku ingin memohon maaf pada mereka,
yg selama ini telah merasakan zalimku,
yg selama ini sengsara karena aku,
tersakiti karena aku,

Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini yg telah kukumpulkan,
yg bahkan kumakan..

Yaa Allah Beri lagi aku beberapa hari milikMu,
Untuk berbakti kepada ayah & ibu tercinta.
Teringat kata2 kasar & keras yg menyakitkan hati mereka,
Maafkan aku ayah & ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,

Beri juga ya Allah aku waktu untuk berkumpul dgn keluargaku,
menyenangkan saudara2ku..

Untuk sungguh2 beramal soleh.
Aku sungguh ingin bersujud dihadapMu lebih lama lagi..

Begitu menyesal diri ini.
Kesenangan yg pernah kuraih dulu,
tak ada artinya sama sekali.

Mengapa kusia ‎​² kan saja waktu hidup yg hanya sekali itu?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu.

Aku dimakamkan hari ini & semua menjadi tak termaafkan & semua menjadi terlambat & aku harus sendiri

Untuk waktu yg tak terbayangkan sampai yaumul hisab & dikumpulkan dipadang mahsyar…

Ya ROBB sampaikan salamku utk sahabatku yg selalu mengingatkan ku akan hari terakhirku didunia….

Sesungguhnya sahabat yg terbaik yaitu sahabat yang mengingatkanku akan hari saat aku dipanggil..
MenghadapMu.

Posted with WordPress for BlackBerry.

Kapan Ya?

Tinggalkan komentar

Tulisan ini hanya ungkapan kekesalan dan pertanyaan yang selalu muncul di hati saya.

“Kapan ya polisi akan jadi sahabat masyarakat seperti dalam slogannya???”

Bagi saya, yang dilakukan polisi hanyalah tugas dan kewajiban semata tanpa menghiraukan masyarakat yang seharusnya jadi sahabatnya. Masyarakat hanyalah bagian dari tugas dan sumber keuangan pribadi mereka. Gak usah tutup mata, coba saja anda melanggar peraturan lalu lintas, walaupun sudah jelas anda tidak sengaja ataupun benar-benar tidak memahami lalu lintas yang dibuat ruwet karna anda orang baru atau apapun, mereka tidak akan menghiraukan apalagi jika sudah jelas terlihat kita orang luar kota di wilayah mereka. namun tenang saja, mereka tidak akan main tilang menilang begitu saja tetapi juga tidak mungkin hanya menasehati dan membenarkan apa yang salah. Begitupun dengan kegiatan yang lain, seperti pembuatan SIM, mengurus kecelakaan dan lain-lain. Akhirnya membuat suatu efek ketakutan masyarakat akan POLISI. ketika POLISI terlibat suatu masalah, maka masyarakat yang pernah disakiti akan bersorak. kok malah jadi seperti ini ya? kapan akan ada terbenahi?